Memang Nama Desa Sriombo, Kecamatan Lasem tidak begitu terkenal di kawasan Kabupaten Rembang, tetapi di Desa ini menyimpan berbagai cerita, dan memiliki jejak sejarah yang sangat penting. Di Desa Srombo lah terdapat dua Makam Adipati yang kedudukan sekarang setara Bupati di Kadipaten Lasem (Bonang-Binangun). Beliau adalah Pangeran Wirabadjra (Mbah Brawud) dan putranya Pangeran Wiranegara (Mbah Brayud). Menurut berbagai sumber Pangeran Wirabadjra adalah keturunan dari pasangan Pangeran Bodronolo dan Bi Nang Ti (Putri Campa).
Ketika Pangeran Bodronolo meninggal, beliau meninggalkan wasiat yaitu ketika meninggal dimakamkan di dekat istrinya yaitu Puntuk Regal yang sekarang dikenal (tempat Pasujudan Sunan Bonang). Selain itu beliau berpesan agar rakyat diperbolehkan memeluk Agama Islam, dan Putranya yaitu Pangeran Wirabadjra menduduki Adipati Lasem. pangeran Wirabadjra menjadi Adipati tahun 1470 M. Beliau bertempat di bumi Bonang-Binangun, dan ketika ia menjadi adipati masyarakat nelayan berlayar ke Tuban, Gresik dan Ngampel yang sudah memeluk Agama Islam.
Setelah Pangeran Wirabadjra meninggal dan dimakamkan di Bumi Keben (desa Sriombo) tahta Adipati Lasem dilanjutkan oleh putranya Adipati Wiranegara (Mbah Brayud). Pangeran Wiranegara menjadi Adipati Lasem selama sekitar 5 tahun. Dan berbagai sumber mengatakan bahwa pangeran Wiranegara menikah dengan Nyai Ageng Malekhah/Nyai Ageng Malokah (Putra dari Sunan Ampel). Dari pernikahan beliau menurunkan anak yanitu: Solekhah (istri P. Aria Tun Bun Nahkoda Demak) dan seorang anak yang meninggal ketika masih bayi. Dan pada tahun 1479 M Adipati Wiranegara meninggal Dunia dan Pemerintahan Kadipaten Binangun dipegang oleh Nyai Ageng Malokah.
Ternyata dari berbagai sumber menyatakan daerah Sriombo memiliki peninggalan sejarah yang luar biasa. Selain terdapat dua makam Adipati Lasem, Sriombo juga diperkirakan dahulu Pusat Kerajaan Pucang Sulo. Dan terdapat peninggalan berbagai Candi (tetapi sudah dirusak), dan yang terbaru adalah ditemukannya situs Kepala Budha di Desa Sriombo.